PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Banyaknya ditemukan fosil-fosil manusia purba merubapan salah satu bentuk perkembangan manusia khususnya di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa bahasan tentang manusia purba yang disampaikan oleh beberapa pakar sejarah.
1. Pengertian Manusia Purba
Manusia purba adalah jenis
manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Dilihat dari ciri-cirinya
manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari manusia sekarang.
Kehidupannya masih sangat sederhana, hidup secara berkelompok, alat-alat yang
digunakan masih sederhana dan mengandalkan bahan makan yang berasal dari alam.
2. Peneliti Manusia Purba di Indonesia
a. Eugene Dubois
E. Dubois adalah seorang dokter militer Belanda yang
bertugas di Indonesia .
E Dubois tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang manusia purba di Indonesia
setelah mendapatkan kiriman sebuah tengkorak manusia purba dari Van
Reitschotten pada tahun 1889. E Dubois banyak melakukan penelitian di daerah
Wajak (Tulung Agung) dan trinil (Ngawi).
b. Ter Haar, Oppennort
Mereka mengadakan penelitian di daerah Ngandong
(Boyolali). Dari hasil penelitiannya berhasil ditemukan 14 fosil manusia purba.
c. Van Koenigswald
Van Koenigswald mengadakan penelitian di sangiran dan
berhasil menemukan fosil rahang bawah yang berukuran besar dan diberi nama
Meganthropus Palaeojavanicus.
d. Ny. Salenka
Melakukan penelitian di Trinil dan banyak menemukan
fosil hewan dan tumbuhan.
e. Tjokrohandojo dan Duifjes
Melakukan penelitian di Mojokerto dan Surakarta dan menemukan 2 fosil di desa
Perning (Mojokerto) dan Sangiran.
f. Prof. Dr. Teuku Jacob
T. Jacob merupakan peneliti manusia purba pertama di Indonesia
setelah Indonesia
merdeka. Penelitiannya di daerah Sangiran dan berhasil ditemukan 13 fosil.
3. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia
a. Megantropus Palaeojavanicus
Artinya manusia besar tertua dari Jawa. Fosil
ini ditemukan di Sangiran tahun 1936 dan 1941 oleh Van Koenigswald. Berupa
rahang bawah dan 3 buah gigi yaitu 1 gigi taring dan 2 gigi geraham. Fosil ini
merupakan fosil yang paling primitif. Ciri-ciri Megantropus adalah;
a. rahang bawah tegap dan gerakan yang besar
b. bentuk giginya homonym
c. muka masif dan tulang pipi tebal
d. otot-otot kunyahnya sangat kukuh
b. Pithecantropus
Fosil ini merupakan jenis menusia purba yang paling
banyak ditemukan.
Ciri-ciri Pithecantropus
adalah;
a. tinggi badan 160 – 180 cm
b. tubuh dan anggota badannya tegap
c. gerahamnya besar, rahang kuat
d. tonjolan kening tebal
e. isi tengkorak antara 750 – 1300 cc.
Jenis-jenis Pithecantropus adalah;
1)
Pithecantropus
Erectus
Pithecantropus
Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil ini ditemukan di
Trinil, Ngawi, Jawa Timur, oleh E. Dubois pada tahun 1890 dan berasal dari
lapisan pleistosen tengah. Apabila dihubungkan dengan teori evolusi fosil ini
dianggap sebagai peralihan dari kera ke manusia. Ciri-ciri Pithecantropus
Erectus antara lain;
a.
tinggi badan
antara 160 – 180 cm
b.
berat badan
antara 80 – 100 kg
c.
badan tegap, alat
kunyah cukup kuat
d.
rahang menonjol
ke depan
e.
tidak berdagu dan
hidung lebar
f.
pipi menonjol ke
depan dan ke samping
g.
leher tegap dan
miring ke belakang
h.
isi tengkorak
antara 750 – 1000 cc
c. Pithecantropus Mojokertensis
Fosil ini
ditemukan di desa Perning, Mojokerto, Jawa Timur, oleh Van Koenigswald pada lapisan pleistosen bawah. Ciri-ciri
Pithecantropus Mojokertensis;
1. Fosil berupa tengkorak anak-anak berusia sekitar 5 tahun.
a.
Isi tengkorak 650
cc
b.
Badan tegap
c.
Tulang pipi kuat
d.
Muka menonjol ke
depan
d. Pithecantropus Robustus
Fosil ini
ditemukan oleh Weidenreich dan Van Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil,
lembah Bengawan Solo pada lapisan pleistosen bawah.
e. Homo
Manusia purba
jenis homo merupakan manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan
lainnya. Jenis-jenis manusia homo antara lain;
1)
Homo Soloensis
Fosil
ini ditemukan oleh Teer Haar, Oppennorth dan Van Koenigswald pada tahun 1931 –
1933. Fosil tersebut ditemukan di Ngandong, Sangiran dan Sambung macan (Sragen)
pada lapisan pleistosen atas.
2)
Homo Wajakensis
Fosil
ini ditemukan pada tahun 1889 di desa Wajak, tulung Agung oleh Van Riestchoten
yang kemudian diteliti oleh E.Dubois. Tengkorak Homo Wajakensis banyak memiliki
persamaan dengan penduduk asli Australia .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar